JAKARTA, KOMPAS.com " Sepak terjang Sekretariat Gabungan (Setgab) yang menaungi partai-partai koalisi pendukung pemerintah dikritik oleh PKS, yang notabene adalah anggota Setgab. Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal mengatakan, Setgab pada masa mendatang harus memperbaiki diri. Dia berharap agar Setgab lebih dialogis dan visioner, tidak bertindak reaksioner."Manajemen, leadership, dan kerangka kerja sama politiknya harus lebih baik. Tidak reaksioner, tidak banyak menunjukkan sikap yang dadakan, dan lebih dialogis," kata Mustafa, saat memberikan pengantar dalam Seminar Refleksi Akhir Tahun 2010 di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (26/12/2010). If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
Ia mengatakan, dalam sistem politik memang dibutuhkan mesin politik yang bisa mengonsolidasikan demokrasi. Namun, Setgab yang mewadahi koalisi juga harus berefleksi dengan berbagai kritik atas peran dominan Setgab. "Setgab dikritik agar tidak menjadi konspiratif dan tertutup. Koalisi di Indonesia sudah dibangun tahun 1999, tapi baru tampak wujudnya sekarang dan setahun ini kita sedang meraba-raba bagaimana Setgab," ujarnya. Mustafa juga mengingatkan, pada pesan yang pernah disampaikan SBY dalam sebuah pertemuan, Setgab diminta agar dikelola dengan baik sehingga tidak ada kesan penyeragaman. "Jadi Setgab bukan untuk penyeragaman. Artinya, ada harapan agar ada kultur dialogis. Kalau penyeragaman kan gaya militer. Pesan kedua Pak SBY, di Setgab prosesnya jangan seperti terjun payung. Keputusan, kalau sudah diambil, tidak begitu saja bisa diubah. Setgab tidak boleh reaksioner, tapi visioner. Ke depannya masih perlu perbaikan," kata Mustafa.
Ia mengatakan, dalam sistem politik memang dibutuhkan mesin politik yang bisa mengonsolidasikan demokrasi. Namun, Setgab yang mewadahi koalisi juga harus berefleksi dengan berbagai kritik atas peran dominan Setgab. "Setgab dikritik agar tidak menjadi konspiratif dan tertutup. Koalisi di Indonesia sudah dibangun tahun 1999, tapi baru tampak wujudnya sekarang dan setahun ini kita sedang meraba-raba bagaimana Setgab," ujarnya. Mustafa juga mengingatkan, pada pesan yang pernah disampaikan SBY dalam sebuah pertemuan, Setgab diminta agar dikelola dengan baik sehingga tidak ada kesan penyeragaman. "Jadi Setgab bukan untuk penyeragaman. Artinya, ada harapan agar ada kultur dialogis. Kalau penyeragaman kan gaya militer. Pesan kedua Pak SBY, di Setgab prosesnya jangan seperti terjun payung. Keputusan, kalau sudah diambil, tidak begitu saja bisa diubah. Setgab tidak boleh reaksioner, tapi visioner. Ke depannya masih perlu perbaikan," kata Mustafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar