Rabu, 17 Agustus 2011

Menurun, Nasionalisme Elite Politik

Paragraf berikut ini merangkum karya para ahli
yang benar-benar akrab dengan semua aspek
. Heed saran mereka untuk menghindari kejutan
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya korupsi di pemerintah pusat dan daerah menggambarkan, nasionalisme atau rasa cinta pada bangsa di elite politik di negeri ini kian menurun.


Sebagian dari mereka memegang jabatan eksekutif, legislatif, atau yudikatif bukan untuk memperjuangkan agenda kemajuan bangsa, melainkan demi mengeruk keuntungan bagi diri sendiri dan kelompoknya.

Penilaian itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jhony Rakhmat, di Jakarta, Rabu (17/8/2011).

Waktu terbaik untuk belajar tentang
adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga
sementara itu masih bebas.

Dia menyoroti ironi maraknya korupsi di tengah perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia. Dalam peringatan kemerdekaan negara ke-66 tahun ini, masyarakat justru dicemaskan oleh kejahatan korupsi yang kian menggerogoti hampir semua lini brokrasi pemerintahan.

Menurut Jhony Rakhmat, nasionalisme pada hakikatnya adalah rasa cinta setiap elemen bangsa kepada negaranya yang diwujudkan dalam kehidupan sehar-hari. Semakin nasionalis, seseorang akan semakin mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok atau pribadi. Itu bisa dilakukan semua orang sesuai dengan profesinya.

"Para koruptor dan elite yang menyuburkan korupsi itu sebenarnya tak punya nasionalisme. Meskipun berwacana soal nasionalisme, merekalah yang justru melecehkan agenda bangsa demi urusan pribadi dan kelompok. Semua itu dipertontonkan lewat berbagai kasus korupsi, seperti pegawai Dirjen Pajak, Gayus HP Tambunan, atau korupsi wisma atlet SEA Games 2011 yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin," katanya.

Masyarakat umum sejatinya memiliki rasa nasionalisme lebih tinggi. Mayoritas masyarakat masih bersemangat antikorupsi karena dianggap merugikan negara dan rakyat. Semangat itu sebaiknya diasatukan agar bisa memerangi korupsi.

"Sebenarnya negeri ini sekarang 'dijajah' atau 'dibajak' oleh elite politik yang korup itu. Maka, perjuangan kemerdekaan sekarang adalah bagaimana membebaskan bangsa, negara, dan rakyat dari cengkeraman elite yang korup itu," katanya. 

Kadang-kadang sulit untuk memilah-milah semua rincian yang terkait dengan hal ini, tapi aku positif Anda tidak akan kesulitan untuk memahami informasi yang disajikan di atas.

Tidak ada komentar: