JAKARTA, KOMPAS.com " Hari Minggu (27/3/2011) pukul 06.00 WIB besok, sebagian warga Jakarta akan menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyat Jepang yang belum lama ini dilanda musibah gempa bumi dan tsunami. Aksi kepedulian masyarakat Indonesia itu akan dikemas dalam acara yang disebut Indonesia for Japan (INA4JPN). Kegiatan itu akan berlangsung di depan Kedutaan Besar Jepang di Jalan MH Thamrin. Acara yang dibalut dalam sebuah acara seni urban ini rencananya akan dihadiri penggiat kemanusiaan Kuntoro Mangkusubroto, mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstrukai Aceh dan Nias (BRR Aceh dan Nias), yang kini menjabat juga sebagai Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendaliaan Pembangunan (UKP4), dan ribuan warga Jakarta lainnya. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
Demikian terungkap dalam siaran pers tertulis yang dikirimkan Sekretariat INA4JPN kepada Kompas, Sabtu (26/3/2011) malam. Dari Pemerintah Jepang disebutkan akan hadir Duta Besar Jepang di Jakarta, Kojiro Shiojiri, dan pejabat lainnya. Acara ini bertepatan dengan hari bebas kendaraan di jalan protokol pada Minggu besok. "Masyarakat diharapkan datang dengan baju warna merah atau putih. Selama tiga jam, sejak pukul 06.00-09.00, masyarakat dapat menempelkan ungkapan simpatinya pada backdrop yang disediakan sebagai lambang kepedulian kita pada musibah Jepang. Selanjutnya, secara massal, masyarakat dapat menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan semangat untuk saudara-saudara kita di Jepang," kata Koordinator INA4JPN, Hanifah Fibianti. Menurut dia, setelah itu acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis rasa simpati masyarakat Indonesia. Penyerahan akan diwakili oleh Kuntoro kepada Kojiro Shiojiri. Kuntoro sendiri, menurut Hanifah, mengungkapkan bahwa bencana di Jepang mengingatkannya pada gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 dan gempa Nias tahun 2005. Kedua tragedi itu menyatukan dunia untuk membantu Indonesia. Jepang termasuk negara yang paling banyak membantu kita untuk merehabilitasi dan merekonstruksi Aceh dan Nias selama empat tahun sehingga kedua daerah itu dapat bangkit dari keterpurukannya dan hidup lebih baik dari sebelumnya, tambah Hanifah, mengutip Kuntoro. INA4JPN merupakan sebuah gerakan yang dimotori oleh pegiat kemanusiaan dan kalangan praktisi komunikasi. Gerakan ini diharapkan mampu mengungkapkan rasa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Jepang yang terpisah ribuan kilometer.
Demikian terungkap dalam siaran pers tertulis yang dikirimkan Sekretariat INA4JPN kepada Kompas, Sabtu (26/3/2011) malam. Dari Pemerintah Jepang disebutkan akan hadir Duta Besar Jepang di Jakarta, Kojiro Shiojiri, dan pejabat lainnya. Acara ini bertepatan dengan hari bebas kendaraan di jalan protokol pada Minggu besok. "Masyarakat diharapkan datang dengan baju warna merah atau putih. Selama tiga jam, sejak pukul 06.00-09.00, masyarakat dapat menempelkan ungkapan simpatinya pada backdrop yang disediakan sebagai lambang kepedulian kita pada musibah Jepang. Selanjutnya, secara massal, masyarakat dapat menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan semangat untuk saudara-saudara kita di Jepang," kata Koordinator INA4JPN, Hanifah Fibianti. Menurut dia, setelah itu acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis rasa simpati masyarakat Indonesia. Penyerahan akan diwakili oleh Kuntoro kepada Kojiro Shiojiri. Kuntoro sendiri, menurut Hanifah, mengungkapkan bahwa bencana di Jepang mengingatkannya pada gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 dan gempa Nias tahun 2005. Kedua tragedi itu menyatukan dunia untuk membantu Indonesia. Jepang termasuk negara yang paling banyak membantu kita untuk merehabilitasi dan merekonstruksi Aceh dan Nias selama empat tahun sehingga kedua daerah itu dapat bangkit dari keterpurukannya dan hidup lebih baik dari sebelumnya, tambah Hanifah, mengutip Kuntoro. INA4JPN merupakan sebuah gerakan yang dimotori oleh pegiat kemanusiaan dan kalangan praktisi komunikasi. Gerakan ini diharapkan mampu mengungkapkan rasa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Jepang yang terpisah ribuan kilometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar