Sabtu, 30 Juli 2011

Indonesia Butuh Pemimpin Pemikir

Apakah Anda pernah merasa seperti Anda tahu hanya cukup tentang
akan berbahaya? Mari kita lihat apakah kita dapat mengisi sebagian dari celah dengan info terbaru dari para ahli
.
JAKARTA, KOMPAS.com " Tingkat intelektualitas dan moralitas pemimpin bangsa saat ini sangat jauh dibandingkan pemimpin-pemimpin pada zaman kemerdekaan.


Pemimpin pada zamankemerdekaan umumnya adalah pemikir dan penulis sehingga wajar jika akhirnya Indonesia merdeka dan mampu meletakkan fondasi yang kuat bagi keberlangsungan bangsa. Adapun pemimpin saat ini umumnya adalah politikus yang oportunis dan mendewakan uang sehingga membuat kehidupan negara makin karut-marut.

Demikian salah satu kesimpulan dari pernyataan sejarawan Taufik Abdullah, tokoh Islam Syafii Maarif, Rektor Paramadina Anies Baswedan, dan mantan menteri Emil Salim saat peluncuran buku Hadji Agus Salim berjudul Pesan-pesan Islam, Sabtu (30/7/2011), di Jakarta.

Taufik mengemukakan, pada zaman kemerdekaan, pemimpin umumnya terdiri dari para pemikir dan penulis. Sebut saja Soekarno, M Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, dan Agus Salim. Pada zaman Orde Baru, bangsa Indonesia dipimpin kaum teknokrat, seperti Widjojo Nitisastro dan Emil Salim.

Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?

Selanjutnya, pada zaman reformasi, ketika Indonesia menganut demokrasi, kepemimpinan bangsa justru dikuasai oleh politikus. Sayangnya, kata Taufik, dalam memerintah, para pemimpin tidak mengandalkan ide dan integritas, melainkan uang.

Anies menambahkan, pada zaman kemerdekaan, perdebatan antartokoh biasanya menyangkut ide tanpa dilatari kepentingan apa pun. Karena itu, tokoh-tokoh yang berbeda ide biasanya tetap berkawan dan bahkan bahu-membahu memimpin bangsa.Lain halnya saat ini. Karena didominasi politikus, perdebatan antarelite adalah soal kepentingan. Dampaknya, para elite ribut sendiri tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat. Ke mana bangsa ini menuju pun menjadi kabur.

"Generasi muda Indonesia saat ini harusbelajar kepada para tokoh zaman kemerdekaan dan pendiri bangsa seperti Agus Salim," katanya.

Syafii mengingatkan, sosok Agus Salim harus diteladani oleh kaum muda saat ini agar Indonesia bisa menuju kejayaan.Agus Salim merupakan pemikir yang selalu menggunakan rasionalitas dalam memahami sesuatu, termasuk agama Islam. Namun, pada saat bersamaan, ia juga seorang penganut Islam yang taat.

"Agus Salim mengajar Islam kepada dunia Barat dengan rasionalitas sehingga Islam bisa dipahami. Jadi, Agus Salim berperan penting dalam membangun dialog antarperadaban dan iman," kata Syafii.

Sekarang mungkin saat yang tepat untuk menuliskan poin-poin utama tercakup di atas. Tindakan meletakkannya di atas kertas akan membantu Anda mengingat apa yang penting tentang
.

Tidak ada komentar: