Senin, 02 Mei 2011

Marzuki: Ke Irak, Saya Diundang

Artikel berikut berisi informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Marzuki Alie menegaskan, kepergiannya ke Irak merupakan undangan resmi dari ketua parlemen Irak yang sudah disampaikan sejak tahun lalu. Menurut Marzuki, ketua parlemen Irak sudah berulang kali menanyakan realisasi kedatangan Marzuki. Terakhir kali, saat forum PUIC di Abudhabi. 

Namun, menurut Marzuki, setelah dipertimbangkan, realisasinya dinilai belum terlalu mendesak. Hingga pada Maret lalu, Dubes Irak untuk Indonesia berkunjung ke DPR dan mempertanyakan kembali rencana kunjungan tersebut. 

"Saya jawab masih dipertimbangkan. Lalu dibawa ke rapim, disetujui untuk memenuhi undangan tersebut, disesuaikan jadwal Ketua DPR. Bulan April lalu, Dubes menanyakan kembali dengan menelpon langsung Ketua DPR, meminta untuk merealisasikan undangan tersebut, akhirnya dengan berbagai pertimbangan permintaan tersebut dipenuhi pada akhir masa reses yaitu antara tanggal 2 sampai dengan 7 Mei," kata Marzuki kepada wartawan, Senin (2/5/2011). 

Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik tentang
. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.

Politisi Demokrat ini juga menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan semacam persiapan untuk menggalang dukungan anggota Parliamentary Union of the OIC (PUIC) untuk pertemuan rutin yang akan digelar di Jakarta pada tahun 2012. Marzuki juga mengatakan diplomasi parlemen diperlukan untuk memperkuat diplomasi pemerintah dalam berbagai aspek. 

"Saat ini pemerintah sedang mengusung sekretaris Menko Kesra menjadi Dirjen FAO. Saya sudah mempomosikannya dalam berbagai forum Internasional. Saat ini diperlukan dukungan Irak agar suara negara OKI bulat mendukung Indonesia, karena Irak pun mengusung calon," tambahnya. 

Selain itu, diperlukan penguatan hubungan parlemen di antara dua negara untuk membangun kembali hubungan yang pernah terputus saat invasi Amerika Serikat ke Irak. Menurut Marzuki, tujuan ini sangat diharapkan oleh parlemen Irak dan parlemen Indonesia berharap potensi migas Irak yang besar dapat dialokasikan sebagian untuk Indonesia. 

Marzuki juga meminta publik memahami bahwa peserta kunjungan terdiri dari sebuah tim. Menurutnya, semua ketua parlemen dari negara lain juga membawa rombongan yang serupa. "Jangan seperti katak dalam tempurung, kita aneh sendiri. Namun faktor efisiensi dan efektivitas tetap menjadi pertimbangan. Wu Bang Guo Ketua Parlemen China membawa rombongan lebih dari seratus, pesawat khusus. Ketua Parlemen Iran selalu dengan rombongan besar lebih dari 20 orang. Saya membawa rombongan sangat terbatas dipertanyakan oleh LSM," papar dia. 

"Kita mengajak dua media cetak dan elektronik, ada dua dari Setjen, ada dua dari pimpinan yaitu ajudan dan sekrertaris atau tenaga ahli Ketua. Kalau dalam negeri, Ketua DPR RI biasa saja keluyuran tidak protokoler, tapi di luar negeri kunjungan resmi, apa bisa? Kalau boleh Ketua DPR pergi sendiri, saya akan jalankan," tandasnya kemudian.

Kadang-kadang sulit untuk memilah-milah semua rincian yang terkait dengan hal ini, tapi aku positif Anda tidak akan kesulitan untuk memahami informasi yang disajikan di atas.

Tidak ada komentar: