Sabtu, 30 April 2011

Rieke Pun Nyaris Jadi Korban NII

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan tentang
dalam paragraf berikut. Jika ada setidaknya satu fakta anda tidak tahu sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
JAKARTA, KOMPAS.com " Jauh sebelum kasus cuci otak yang diduga dilakukan kelompok yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia, politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, mengaku hampir saja dibaiat oleh kelompok NII. Kejadian itu ia ingat-ingat terjadi sekitar tahun 1995-1996, sebelum kemudian meletus gerakan reformasi tahun 1998.


"Dulu, saya getol belajar ngaji, memperdalam ajaran Islam. Saya masih kuliah S-1 ketika itu di UI (Universitas Indonesia)," cerita Rieke kepada Tribun, Sabtu (30/4/2011).

Beberapa kali, kelompok yang dimaksudnya itu mengajak untuk bertemu dan berdiskusi. Awalnya, diskusi seputar Islam, kemudian soal kondisi terkini, masalah bangsa.

"Makin lama diskusi kemudian saya rasakan berubah, mereka mengajak untuk membentuk negara baru. Awalnya, saya hanya bicara, berdiskusi soal kemiskinan, adanya penindasan, serta ketidak adilan," tutur Rieke.

Merasa ada yang aneh, Rieke kemudian sadar diri. Dalam hatinya, ia menyatakan tidak sepakat dengan diskusi yang berubah, seakan doktrin kepada dirinya untuk mau bergabung membentuk negara baru.

Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

"Diskusi dengan mereka itu terjadi di sekitar Buncit, Mampang, Jakarta Selatan. Hampir saja saya dibaiat. Beruntung, saya buru-buru menarik diri karena saya tak sepakat dengan ide mereka yang saya yakini mungkin bagian dari NII," katanya lagi.

Rieke menganggap, itu adalah bagian kisah lamanya yang kelam. Namun, dari situ ia memetik hikmah bahwa siapa saja, ketika mereka resah dan tak lagi mempercayai pemerintahan yang ada, maka keinginan untuk memberontak pasti ada.

"Yang saya pertanyakan, kelompok ini dari dulu sudah ada. Kenapa dulu dan sampai sekarang seakan dibiarkan? Kenapa sekarang muncul lagi pada saat ribuan buruh mau turun ke jalan menuntut hak jaminan sosial dan banyaknya kasus-kasus yang terjadi saat ini," tanya Rieke.

Tak perlu NII, siapa pun warga negara, lanjut Rieke, kalau menyangkut masalah kesejahteraan, tak perlu didoktrin, pasti akan berbuat sama.

"Kalau merasa tidak sejahtera, tidak usah didoktrin, tidak usah menunggu NII, nanti juga pada kabur. Karena, rakyat sebenarnya butuh kesejahteraan. Kalau kesejahteraan sudah tercapai, saya yakin radikalisme bakal terkikis."

"Teroris, NII, atau isu radikalisme lainnya, bukanlah isu berdiri sendiri. Isu NII atau radikalisme ada karena pemerintah sudah tak dianggap berpihak kepada rakyatnya lagi," katanya. (Rahmat Hidayat)

Ada banyak mengerti tentang
. Kami dapat menyediakan Anda dengan beberapa fakta di atas, tetapi masih ada banyak lagi untuk menulis tentang dalam artikel berikutnya.

Tidak ada komentar: