Sabtu, 18 Juni 2011

Polisi Usut Perusakan Kantor Partai Aceh

Jika Anda sungguh-sungguh tertarik untuk mengetahui tentang
, Anda harus berpikir melampaui dasar-dasar. Artikel informatif mengambil melihat lebih dekat hal yang perlu Anda ketahui tentang
.
BANDA ACEH, KOMPAS.com " Pihak kepolisian hingga Sabtu (18/6/2011) masih mengusut kasus perusakan kantor Partai Aceh oleh massa korban konflik di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Jumat lalu.

Kapolres Aceh Tengah Ajun Komisaris Besar Edwin Rachmat Adikusumo, di Takengon, Sabtu, mengatakan, saat ini polisi sedang memeriksa dua saksi korban dalam kasus penyerangan kantor partai lokal tersebut.

Ia mengatakan, dua orang saksi korban itu adalah Alidin dan Renggali, yang merupakan anggota Partai Aceh Kabupaten Aceh Tengah.

"Polisi menduga ada tiga orang tersangka, namun saat ini polisi belum melakukan pemeriksaan," ujar kapolres.

Sebelumnya, ratusan korban konflik menyerang kantor Partai Aceh yang berlokasi di Simpang Wariji, Belang Kolak I, Takengon, yang dipicu pengalihan dana bantuan rumah dari Badan Reintegrasi Aceh (BRA) yang ditransfer ke rekening para korban konflik di Bank Aceh masing-masing dengan nilai Rp 40 juta.

Dalam penyerangan itu, massa mengubrak-abrik seluruh ruangan kantor Partai Aceh dan memecahkan kaca mobil Suzuki Eskudo BK 41 YN milik Khalidin, penasihat KPA Aceh Tengah, yang diparkir di depan kantor.

Selain itu, empat anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) yang berda di kantor itu terluka, yakni Khalidin, Firman, Ardan, dan Panjer.

Partai Aceh kemudian membuat pengaduan ke Polres Aceh Tengah dan meminta polisi mengusut kasus tersebut.

Para korban konflik itu mendatangi kantor Partai Aceh untuk meminta tanggung jawab anggota KPA seputar hilangnya uang Rp 40 juta yang sudah masuk ke rekening mereka.

Mereka mengakui, sehari sebelumnya uang yang sudah masuk ke rekeningnya masih ada, tetapi pada 15 Juni 2011 uang dalam rekening pribadi itu sudah hilang.

Jika fakta
Anda out-of-date, bagaimana yang mempengaruhi tindakan dan keputusan? Pastikan Anda tidak membiarkan slip
informasi penting oleh Anda.

Menurut Hadian, warga Kenawat, salah seorang korban konflik, mereka mendapat bantuan rumah sesuai dengan SK Bupati Aceh Tengah.

Dalam keterangannya kepada polisi, ia menyebutkan, 350 korban konflik mendapatkan bantuan rumah.

Dari jumlah itu, untuk tahap awal 119 sudah cair, sisanya 231 orang masuk dalam tahap kedua. Ke-231 pemegang rekening itu sudah mengecek ke Bank Aceh Takengon, mereka sudah mendapatkan cetakan rekening. Di dalam rekening itu tertera uang senilai Rp 40 juta sudah masuk ke rekening masing-masing.

Namun, ketika akan dicairkan pada 16 Juni 2011, uang itu tidak ada lagi dalam rekening. Semua pemilik rekening mengalami pengalaman yang serupa. Tidak terima dengan kejadian itu, mereka meminta pertanggungjawaban personel KPA.

Saat kejadian yang menarik perhatian masyarakat tersebut, polisi berhasil mengamankan situasi di lokasi kejadian. Massa diarahkan ke Polres untuk membuat pengaduan atas hilangnya uang dalam rekening mereka.

Terkait hal itu Kepala Cabang Bank Aceh Ardiansyah mengatakan, uang tersebut tidak hilang, tetapi dipindahkan ke rekening lain.

Jumlah nasabah yang sebelumnya menerima uang bantuan itu sebanyak 209 orang. Dari jumlah itu, 203 nasabah penerima bantuan uang dipindahkan ke nomor rekening lain.

"Dari jumlah tersebut, hanya enam orang yang tetap menerima," jelas Ardiansyah.

Saat ditanya kepada Kapolres apakah dalam kasus tersebut ada unsur penipuan, Edwin mengatakan, saat ini polisi belum bisa memastikan.

"Belum bisa disimpulkan karena saat ini polisi belum memeriksa pihak BRA dan Bank Aceh. Yang jelas, saat ini polisi sedang menangani kasus tersebut," kata Edwin.

Sumber: ANTARA

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah menerima banyak pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk penelitian kata seorang pakar di
.

Tidak ada komentar: