Kamis, 30 Juni 2011

Staf MK dan Panitera Saling Bantah

Semakin Anda memahami tentang subjek apapun, itu menjadi lebih menarik. Ketika Anda membaca artikel ini Anda akan menemukan bahwa subjek
tentu tidak terkecuali.
JAKARTA, KOMPAS.com - Panja Mafia Pemilu mempertanyakan nota dinas sebagai penghantar untuk membuat surat jawaban putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diminta oleh Komisi Pemilihan Umum. Saat itu berdasarkan laporan Tim Investigasi Mahkamah Konstitusidraf nota dinas tersebut diketik oleh Staf Mahkamah Konstitusi, Muhammad Faiz dan terdapat kata-kata "penambahan suara".

Kepada Panja, Faiz mengakui bahwa memang dirinya yang mengetik surat itu atas perintah Panitera, Zainal Arifin, dan didiktekan oleh Zainal sendiri. Sebelum pengetikan itu, menurutnya, sempat terjadi perdebatan antara ia dengan juru panggil bernama Masyhuri Hasan."Terjadi perdebatan antara saya dengan Hasan sebelum mengetik surat nota dinas yang ditugaskan kepada saya. Hasan mengatakan adanya penambahan suara. Tapi saya tidak langsung menjawab, saya harus lihat amar putusan. Di amar putusan, sudah jelas. Tapi kenapa dia (Hasan) bisa tanya seperti itu, karena dia hanya seorang juru panggil.Setelah itu saya mendengar keluhan dia, katanya "ini maunya Pak Arsyad," jelas Faiz, di Panja Mafia Pemilu, Kamis (30/06/2011).

Dalam situasi perdebatan itu, kata Faiz, juga ada Zainalyang hanya melihat perdebatan. "Saya menjelaskan pada Hasan, bahwa jika ada penambahan suara berarti sudah jelas akan ada penggelembungan suara. Saat saya mendengar keluhan dia soal "Pak Arsyad yang minta' Dia semacam terdesak," jelas Faiz.

Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik tentang
. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.

Faiz mengatakan akhirnya ia tetap mengetik dengan arahan dikte dari Zainal. Saat itu menurutnya ada juga kata "penambahan suara". Ia akui, ia tetap mengetik dan tidak teliti bahwa sebenarnya kata-kata itu tidak boleh dimasukkan dalam draf surat nota dinas. "Itu yang disesalkan teman-teman, saya biasanya teliti, tapi kenapa saat itu tidak, dan saya tetap menulis saat didikte (oleh Zainal Arifin)," ujarnya.

Namun, pernyataan ini justru dibantah oleh Zainal. Menurutnya, ia tidak mendikte Faiz dalam mengetik draf nota dinas itu. Ia mengatakan Faiz menulis dan mengkonsep sendiri surat itu."Saya tidak mendikte, Faiz mengkonsep sendiri drafnya," kata Zainal.

Jawaban keduanya yang berbeda ini kemudian menjadi pertanyaan bagi para anggota Panja. Namun, baik Faiz maupun Zainal bersikeras dengan jawaban masing-masing. "Saya enggak tahu, Pak Zainal ingat atau enggak, tapi saya didiktekan oleh Pak Zainal, saya hanya mengetik saja," tukas Faiz.

Perdebatan ini pun tidak membuahkan hasil. Namun, Panja tetap berpegang pada surat nota dinas yang didapat dari tim investigasi MK. Surat itu diakui diketik oleh Faiz dengan ada kata penambahan suara, sedangkan Zainal tetap membantah bahwa ia tidak pernah melihat dan menandatangani draf surat yang dibuat Faiz pada tanggal 14 Agustus.

Ada banyak mengerti tentang
. Kami dapat menyediakan Anda dengan beberapa fakta di atas, tetapi masih ada banyak lagi untuk menulis tentang dalam artikel berikutnya.

Tidak ada komentar: